Sunday, August 14, 2011

Laporan Fieldtrip Alat dan Mesin Pasca Panen

A. Latar Belakang

Program pembangunan pertanian yang berorientasi pada sistem dan usaha agribisnis, pada pokoknya harus dikembangkan agar sesuai dengan proses pergeseran mendasar dari masyarakat tradisional/ subsisten menjadi masyarakat modern berbasis pertanian yang merupakan rangkaian upaya untuk memfasilitasi, melayani dan mendorong berkembangnya usaha pertanian secara komersial untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat tani.

Upaya-upaya pembangunan pertanian tersebut dilaksanakan dengan pendekatan sistem dan usaha agribisnis yang berarti mencakup upaya-upaya pada keseluruhan subsistem agribisnis yang meliputi subsistem hulu yang termasuk di dalamnya adalah sarana produksi pertanian (agrokimia, sarana alsin pertanian, perbenihan/ pembibitan); subsistem produksi pertanian ( budidaya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan); dan subsistem hilirnya yang termasuk diantaranya pengolahan, pemasaran dan distribusi hasil pertanian serta sub sistem jasa pendukungnya

Penerapan dan pengembangan sarana alat mesin pasca panen dalam mendukung pembangunan agroindustri dan agribisnis mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka meningkatkan efisiensi, produktivitas dan perbaikan mutu hasil pertanian. Sarana alat mesin pasca panen merupakan salah satu masukan teknologi yang mendukung pengembangan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, dimana keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat tani di pedesaan.

Peranan sarana alat dan mesin pasca panen adalah meningkatkan nilai tambah dan mutu hasil pertanian dengan memperbaiki penanganan pasca panen hasil pertanian. Sarana alat dan mesin pasca panen kini telah menjadi kebutuhan dasar dalam mendukung keberhasilan pembangunan agroindustri dan agribisnisnasional.
Hal tersebut terkait dengan upaya peningkatan produksi, menurunkankehilangan hasil dan meningkatkan efisiensi usaha agribisnisnya

B. Tujuan

Adapun tujuan dilakukan kunjungan lapangan ini adalah agar mahasiswa mampu mengetahui secara langsung keadaan lapangan serta mahasiswa mampu mengetahui secara langsung alat yang digunakan serta penerapan alat-alat tersebut berdasarkan fungsinya, serta mengetahui dengan jelas mekanisme pembuatan kopi, teh serta pembudidayaan bunga krisan di tempat pengembangan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1). Teh ( Camelia Sinensis )

Teh adalah minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh hijau, dan teh putih.

Istilah "teh" juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh, misalnya, teh rosehip, camomile, krisan dan Jiaogulan. Teh yang tidak mengandung daun teh disebut teh herbal.

Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati nol persen. Teh bila diminum terasa sedikit pahit yang merupakan kenikmatan tersendiri dari teh.

Teh bunga dengan campuran kuncup bunga melati yang disebut teh melati atau teh wangi melati merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia. Konsumsi teh di Indonesia sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun masih jauh di bawah negara-negara lain di dunia, walaupun Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar nomor lima di dunia.

Teh dikelompokan berdasarkan cara pengolahan. Daun teh Camellia sinensis segera layu dan mengalami oksidasi kalau tidak segera dikeringkan setelah dipetik. Proses pengeringan membuat daun menjadi berwarna gelap, karena terjadi pemecahan klorofil dan terlepasnya unsur tanin. Proses selanjutnya berupa pemanasan basah dengan uap panas agar kandungan air pada daun menguap dan proses oksidasi bisa dihentikan pada tahap yang sudah ditentukan.

Pengolahan daun teh sering disebut sebagai "fermentasi" walaupun sebenarnya penggunaan istilah ini tidak tepat. Pemrosesan teh tidak menggunakan ragi dan tidak ada etanol yang dihasilkan seperti layaknya proses fermentasi yang sebenarnya. Pengolahan teh yang tidak benar memang bisa menyebabkan teh............

jika ingin file lengkapnya bisa anda download disini



No comments:

Post a Comment